Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi

Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi

Pada dasarnya Manajemen Produksi dan Operasi sudah lama terdapat, yaitu setelah manusia menghasilkan barang dan jasa. Walau pun sudah lama terdapat, tetapi kenyataannya baru mulai diperhatikan dan dipelajari sekitar dua abad yang lalu.

Orang pertama yang memberikan perhatian terhadap cara berproduksi efisien adalah Adam Smith, dengan menulis buku The Wealth of Nations (1776). Adam Smith mengemukakan keuntungan dari adanya pembagian kerja (division of labor), yaitu:

  1. Bertambahnya kecakapan atau keterampilan seseorang apabila orang itu mengerjakan pekerjaan secara beruang ulang
  2. Diperoleh penghematan waktu, karena sering bergantinya pekerjaan dari pekerjaan satu ke pekerjaan yang lain
  3. Ditemukannya mesin-mesin spesialisasi yang hanya mengerjakan satu macam pekerjaan saja dalam suatu rangkaian pekerjaan.



Pada masa ini kemudian terjadi perubahan sistem produksi, dari sistem produksi rumahan menuju sistem produksi dengan mesin, misalnya ditemukannya alat pintal, alat tenun, dan mesin uap. Perkembangan produksi menjadi semakin maju dari berkembangnya pabrik-pabrik, kemudian diikuti dengan perkembangan tenaga kerja. Eli Whitney (1880) dikenal sebagai orang pertama yang mempopulerkan komponen yang dapat dibongkar pasang, yang didapat melalui standardisasi dan pengendalian mutu. Ia berhasil memenangkan kontrak pemerintah Amerika Serikat untuk 10.000 pucuk senjata, yang dijual dengan harga tinggi karena senjata tersebut dibongkar pasang.

Pada 1852, Charles Babbage mengemukakan pendapat bahwa pada proses produksi barang terdapat kegiatan yang tidak ekonomis dalam hal pemakaian mesin-mesin dan tenaga manusia, pada bukunya On the Economy of Machinery and Manufacturers. Pada masa ini sistem produksi diharapkan ekonomis sehingga tidak terjadi pemborosan faktor produksi.



Disusul kemudian oleh FW Taylor tahun 1881 dengan mengemukakan “metode kerja dengan pembagian gerak dan waktu secara minimum atau dikenal dengan time and motions study. FW Taylor mengemukakan empat tugas pokok manajemen, yaitu:

  1. Mengganti metode rule of thumb (metode yang tidak berdasar ilmu) dengan metode ilmiah yang disebut motions study untuk memperhatikan gerak minimum, sehingga diperoleh hasil maksimum.
  2. Manajer harus mengadakan seleksi dan pelatihan terhadap buruh atau tenaga kerja secara ilmiah serta menghilangkan sifat individualis diantara para pekerja.
  3. Mengembangkan semangat kerjasama yang erat antara buruh, pegawai, dan manajer.
  4. Mengadakan pembagian kerja secara jelas antara buruh dan majikan, sehingga jelas pembagian tugas dan tanggung jawabnya.

Tahun 1913, Henry Ford dan Charles Sorensen memadukan pengetahuan mereka terhadap komponen yang distandardisasi dengan lini produksi semu pada proses pengepakan daging dan industri mail order, dan juga menambahkan konsep baru pada lini produksi, dimana para pekerja berdiri sementara bahan bergerak. Carles Sonersen menderek sasis mobil pada sebuah tambang di bahunya melintasi lini produksi di pabrik Ford, saat yang lainnya menambahkan komponen pada mobil tersebut.

Pengendalian mutu juga berperan besar dalam sejarah manajemen operasi. Walter shewhart tahun 1924 memadukan pengetahuan statistiknya dengan kebutuhan akan pengendalian mutu dan menemukan dasar-dasar perhitungan statistik dan pengambilan sampel untuk mengendalikan mutu. Perkembangan manajemen operasi dilanjutkan kemudian dengan munculnya revolusi industri Pada masa ini, terjadi perkembanganperkembangan yang mengarah ke persaingan hebat dalam bidang hasil produksi. Para penguasa mulai memikirkan arti pentingnya ramalan permintaan, peningkatan mutu produk dan forecasting sebagai dampak lanjut dari kemajuan niaga dan politik pemasaran. Arah kegiatan produksi berpandangan pada:

  1. Mencari pasar yang strategis
  2. Mengembangkan fasilitas produksi dengan perkembangan teknologi
  3. Mempromosikan hasil-hasil produksi.



Pada sesudah dan teriadi depresi, tahun 1930, perkembangan manajemen operasi mengarah ke penggunaan Scientific Management, ditandai oleh pengenalan dan pengembangan Statistical Quality oleh Walter Stewart, tahun 1931, dan pengembangan Work Sampling oleh DHC Tippet, tahun 1934, yang menemukan prosedur sampling untuk mengetahui standar atas kelambatan proses produksi, waktu kerja, yang dikenal dengan standard of delays.

W. Edwards Deming (1950) dan Frederick Taylor berpendapat bahwa manajemen harus berbuat lebih banyak untuk memperbaiki lingkungan kerja dan proses agar mutu menjadi lebih baik. Manajemen operasi terus berkembang dengan adanya sumbangan dari ilmu lain, termasuk teknik industri dan management science. Ilmu ini seiring dengan statistik juga manajemen dan ilmu ekonomi telah berkontribusi pada peningkatan produktivitas. Setelah Perang Dunia II, perkembangan manajemen operasi menjadi semakin cepat, ditandai dengan ditemukannya metode Linear Programming, Waiting Line Theory, yang dikembangkan dalam analisa industri, serta mulai digunakannya komputer dalam desain-desain sistem operasi seperti Computer Aided Design, dan Computer Models for Operating Management. Kontribusi terpenting bagi manajemen operasi adalah dari ilmu informatika, yang didefinisikan oleh Jay Heizer dan Barry Render sebagai proses sistematis yang dilakukan pada data untuk mendapatkan informasi. Ilmu informatika, internet, dan e-commerce memberikan sumbangan dalam peningkatan produktivitas dan menyajikan barang dan jasa yang lebih bervariasi pada masyarakat.

Faktor Pesatnya perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi, Pesatnya perkembangan manajemen produksi dan operasi disebabkan antara lain oleh faktor di bawah ini:

  1. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi.
  2. Revolusi industri
  3. Perkembangan alat dan teknologi yang mencakup standardisasi parts dan komponen serta penggunaan komputer
  4. Perkembangan ilmu dan metode kerja yang mencakup ilmiah, hubungan antar manusia dan model keputusan.



Perkembangan Ilmu dan Metode bagi Manajemen Menurut Taylor

  1. Manajemen harus mengganti metode coba-coba yang berdasarkan ilmu dan ngawur
  2. Manajemen harus mengadakan pemilihan dan harus melatih serta mengembangkan pekerja atau buruh secara ilmiah
  3. Manajemen harus mengembangkan semangat kerjasama yang erat antara pekerja, buruh dan pegawai
  4. Menejemen harus mengadakan pembagian kerja antara kaum buruh atau pekerja dengan majikan atau manajer.

Perkembangan Ilmu dan Metode bagi Manajemen Menurut Taylor 1. Manajemen harus mengganti metode coba-coba yang berdasarkan ilmu dan ngawur. 2. Manajemen harus mengadakan pemilihan dan harus melatih serta mengembangkan pekerja atau buruh secara ilmiah. 3. Manajemen harus mengembangkan semangat kerjasama yang erat antara pekerja, buruh dan pegawai. 4. Menejemen harus mengadakan pembagian kerja antara kaum buruh atau pekerja dengan majikan atau manajer.

Usaha-usaha produktif telah dimulai sejak peradaban manusia mulai dikenal. Pada masa-masa itu, sektor produksi masih bersifat kerajinan tangan (handicraft era) sampai pada masa revolusi industri pada tahun 1800-an. Beberapa kejadian penting pada masa tersebut adalah sebagai berikut.

  1. 1769, penemuan mesin uap oleh James Watt
  2. Perang revolusi (1776) dan lahirnya konstitusi AS (1789) yang mendorong perdagangan dan investasi modal dengan memberikan perlindungan terhadap hak kepemilikan pribadi
  3. Adam Smith (1776) mencetuskan apa yang disebutnya dengan istilah “division of labor”, termasuk juga program pengembangan keterampilan pekerja, penghematan waktu, dan penggunaan mesin-mesin yang single-purpose



Setelah ini, konsep spesialisasi dan pembagian kerja mulai diterapkan dalam perusahaan. Pada tahap perkembangan selanjutnya, konsep ini dilengkapi oleh Charles Babbage dengan metode analisis kerja secara ekonomis dan pemberian kompensasi yang didasarkan oleh prestasi kerja. Tahun 1800-an, ketika terjadi perang sipil (utara-selatan) di Amerika Serikat –masa pemerintahan presiden Abraham Lincoln-terjadi perubahan besar-besaran di sektor industri, antara lain. Pengakuan perusahaan sebagai persons under the law dan diluncurkannya Undang-undang Anti-trust untuk mengantisipasi kemungkinan kolusi di antara perusahaan-perusahaan besar sehingga tidak menjadi semacam praktek monopolistic enterprises.

Tahun 1900-an, Penemuan lampu listrik oleh Thomas Alfa Edison, menjadi pemicu semakin membanjirnya suplai listrik bagi industri-industri di AS. Pada waktu itu, F.W. Taylor bekerja di perusahaan industri baja dan secara kebetulan menduduki jabatan yang memungkinkan untuk melakukan eksperimen atas beberapa gagasan. Taylor, menemukan berbagai macam ketidak-efisienan yang terjadi di perusahaan. Gagasan atas eksperimen yang dilakukannya didasarkan pada filosofi bahwa “pendekatan manajemen secara ilmiah dapat meningkat-kan efisiensi tenaga kerja”. Berkaitan dengan filsafat ini, langkah-langkah efisiensi yang direkomendasikannya adalah sebagai berikut.

  1. Mengumpulkan data dari masing-masing elemen kerja dan kemudian mengembangkan suatu prosedur kerja standar yang harus diikuti oleh pekerja
  2. Melakukan pemilihan, pelatihan, dan pengembangan keterampilan pekerja secara ilmiah
  3. Meningkatkan kerja sama antara manajemen dengan pekerja
  4. Membagi secara jelas batas pekerjaan antara manajemen dan pekerja



Gagasan-gagasan yang dikembangkan oleh Taylor ini membuat ia mendapat gelar sebagai “father of scientific management”, dan zaman ini biasanya dikenal dengan istilah era manajemen ilmiah.

Gagasan-gagasan Taylor membuat perusahaan menjadi semakin berorientasi pada produksi dan berakibat pada terjadinya over-production. Kondisi ini memaksa sektor industri “back to the basic”, yaitu mencari keseimbangan kembali antara produksi dan pemasaran misalnya. Keseimbangan ini kemudian dilakukan dengan apa yang disebut dengan operation research yaitu teknik-teknik kuantitatif yang secara sistematis (nelalui metode matematis dan/atau statistik) untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul. Perkembangan dunia usaha membuat masalah-masalah yang timbul semakin complicated. Kerumitan ini mengakibatkan teknik-teknik riset operasi–yang semula hanya dilakukan secara manual–harus dioperasikan dengan menggunakan peralatan pendukung. Pada masa inilah, komputer sebagai data-base dan alat analisis mulai diperkenalkan.

 

 



 

 

Pembahasan lain : 

  1. Kategori Strategi Bisnis
  2. Karakteristik Mutu Produk
  3. Faktor Penentu Mutu Produk
  4. Fungsi Produksi dan Operasi
  5. Faktor-Faktor Produksi Adalah
  6. Tujuan Persediaan Bahan Baku
  7. Metode Pengendalian Persediaan
  8. Anggaran Pembelian Bahan Baku
  9. Sub-Sub Sistem Produksi Meliputi
  10. Keunggulan Bersaing Melalui Operasi
  11. Jenis-Jenis Persediaan dan Contohnya
  12. Analisis Situasi dan Strategi Perusahaan
  13. Komponen Strategi Produksi dan Operasi
  14. Biaya Biaya Yang Ada Dalam Persediaan
  15. Aktivitas Aktivitas dalam Sistem Produksi
  16. Pengertian Bahan Baku Menurut Para Ahli
  17. Faktor Yang Mempengaruhi Luas Produksi
  18. Ruang Lingkup Manajemen Produksi Adalah
  19. Pengertian Proses Produksi Menurut Para Ahli
  20. Pengembangan dan Penerapan Strategi Operasi
  21. Macam Macam Strategi Manajemen Operasional
  22. Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku
  23. Pengertian Manajemen Produksi Menurut Para Ahli
  24. Faktor-Faktor Yang Menentukan Persediaan Bahan Baku
  25. Fungsi Manajemen Produksi dalam Kegiatan Bisnis Meliputi
  26. Strategi Manajemen Operasi dalam Meningkatkan Produktivitas
  27. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Para Ahli
  28. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi di Perusahaan
  29. Manajemen Operasi dan Produksi & Kerangka Keputusan Operasi

 






 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

Originally posted 2022-05-11 00:40:12.

Manajemen Produksi