Pengertian Citra Merek Menurut Para Ahli dan Indikatornya

Pengertian Citra Merek Menurut Para Ahli dan Indikatornya

Sukses atau tidaknya strategi bauran pemasaran itu tergantung dari persepsi konsumen terhadap produk barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Pada umumnya, proses keputusan pembelian konsumen terjadi apabila timbul keinginan dari konsumen itu sendiri. Hal ini dapat mengalami perubahan dengan mempertimbangkan untuk menggunakan salah satu unsur yang terdapat dalam bauran pemasaran, yaitu produk. Terdapat beberapa unsur yang sangat penting dalam produk dan salah satunya ialah citra merek atau brand image.

Sebuah brand membutuhkan sebuah image untuk dikomunikasikan kepada masyarakat, dalam hal ini ialah pasar sasarannya, tentang nilai-nilai yang terkandung di dalam brand itu sendiri. Bagi perusahaan, citra berarti sebuah persepsi masyarakat terhadap perusahaan. Persepsi ini didasarkan kepada apa yang masyarakat ketahui dan apa yang masyarakat kenali tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki bidang usaha yang sama belum tentu memiliki citra yang sama dalam benak masyarakat. Karena nya, citra merek menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting. (Alfian, 2012:25).



Pengertian Citra Merek Menurut Para Ahli

  1. Menurut Kotler & Keller (2009:260), citra merek didefinisikan sebagai berikut: “Citra merek adalah proses dimana memilih, mengorganisasikan dan mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti.”
  2. Menurut Tjiptono (2008:49), pengertian citra merek adalah: “Deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.”
  3. Surachman (2008) mendefinisikan citra merek sebagai suatu pandangan masyarakat terhadap merek suatu produk.
  4. Menurut Rangkuti (2008) citra merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat di benak konsumen. Ferrinadewi (2008) mengemukakan bahwa brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut.
  5. Menurut American Marketing Association, dalam Kotler dan Keller (2008:258) mendefinisikan bahwa “citra merek sebagai nama, istilah, tanda, lambang atau desain, atau kombinasi yang dimaksut untuk mengidentifikasikan mereka dari para pesaing”.



  6. Menurut Ferrinadewi, (2008:165) mendefinisikan “brand image adalah persepsi tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek tersebut”.
  7. Menurut Kotler, (2009) dalam Danny, (2014:2) mendefinisikan “citra Merek (Brand Image) adalah penglihatan dan kepercayaan yang terpendam di benak konsumen, sebagai cerminan asosiasi yang tertahan di ingatan konsumen”.
  8. Menurut Kotler (2012) citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh konsumen, seperti yang dicerminkan asosiasi yang tertanam dalam ingatan konsumen.
  9. Citra Merek menurut Kotler dan Keller (2012) yaitu persepsi dan kepercayaan yang dipegang oleh konsumen, baik yang tercermin maupun yang melekat dalm benak dan memori dari seorang konsumen itu sendiri. Sebuah persepsi ini dapat terbentuk dari sebuah informasi ataupun pengalaman yang ada dimasa lalu konsumen terhadap sebuah merek tersebut.
  10. Menurut Shimp, (2014:40) mendefinisikan bahwa “citra merek adalah merepresentasikan asosiasi-asosiasi yang diaktifkan dalam memori ketika berpikir mengenai merek tertentu”.
  11. Menurut Kotler dan Amstrong dalam Fandy Tjiptono (2015:p.105) dimana “Citra merek adalah himpunan keyakinan konsumen mengenai berbagai merek”. Artinya Brand Images atau Brand Description, yakni diskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.
  12. Menurut Kotler & Keller (2016:G1) mendefinisikan brand image sebagai ˝The perceptions and beliefs held by consumers, as reflected in the associations held in consumer memory.˝ Hal ini dapat diartikan sebagaipersepsi dan kepercayaan yang dipegang oleh konsumen, yang tercermin atau melekat dalam benak dan memori dari seorang konsumen sendiri. Persepsi ini dapat terbentuk dari informasi atau pengalaman masa lalu konsumen terhadap merek tersebut.



  13. Kotler dalam Artika Romal (2016:5) mengatakan citra merek adalah seperangkat keyakinan ide dan kesan yang terbentuk oleh seseorang terhadap suatu objek. Image atau citra sendiri adalah suatu gambaran, penyerupaan kesan utama atau garis besar bahkan bayangan yang dimiliki oleh seseorang tentang suatu merek.
  14. Menurut Swasty, (2016:113) mendefinisikan “brand image / Citra merek adalah persepsi pelanggan tentang sebuah merek, yang tercermin dari asosiasi merek yang diadakan di memori pelanggan. Asosiasi merek merupakan simpul informasi yang terkait merek dalam memori serta meliputi makna merek bagi pelanggan. Asosiasi tersebut datang dalam berbagai bentuk serta mereflesikan berbagai karakteristik produk”.
  15. Kotler dan Armstrong (2018:244) menyatakan “brand image adalah himpunan keyakinan konsumen mengenai berbagai merek”. Brand image atau brand description merupakan deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Sebuah produk dapat melahirkan sebuah brand jika produk itu menurut persepsi konsumen mempunyai keunggulan fungsi (functional brand), menimbulkan asosiasi dan citra yang diinginkan konsumen (brand image) dan membangkitkan pengalaman tertentu saat konsumen berinteraksi dengannya (experiental brand).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa citra merek adalah sebuah pemahaman konsumen mengenai merek secara keseluruhan dimana pemahaman itu tidak semata-mata ditentukan oleh pemberian nama yang baik pada sebuah produk saja, melainkan ditentukan juga oleh bagaimana informasiinformasi yang ada dalam produk tersebut dikomunikasikan dengan baik. Sehingga timbul lah persepsi konsumen terhadap produk tersebut yang dijadikan sebuah keyakinan dan memori yang melekat di dalam benak konsumen itu sendiri.

Citra merek dapat disimpulkan sebagai pemahaman seorang konsumen mengenai sebuah merek secara keseluruhan dimana tidak semata ditentukan dari bagaimana pemberian sebuah nama yang baik kepada sebuah produk tersebut agar dapat menjadi sebuah memori bagi konsumen dalam membentuk suatu persepsi akan sebuah produk (Tjipyono, 2005).

 



 

 

Pembahasan terkait lainnya : 

 

 



How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

Originally posted 2022-03-02 00:02:27.

Manajemen Pemasaran