Menurut Suria Sumantri (2016, p. 93), sumber dari semua ilmu ialah filsafat, dari filsafat tersebut lahirlah 2 (dua) cabang ilmu yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (thenatural sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke dalam cabang ilmu-ilmu sosial (the social sciences).Ilmu-ilmu alam membagi diri menjadi dua kelompok yaitu yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences). Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta seperti fisika, kimia, astronomi, ilmu bumi, dan lain-lain. Ilmu-ilmu sosial berkembang agak lambat dibandingkan ilmu alam. Cabang-cabang ilmu-ilmu sosial diantaranya antropologi, sosiologi, psikologi, ekonomi, geografi, ilmu politik dan lain-lain.
Menurut Setiawan (2015, p. 6-7) dalam dunia pengajaran, ilmu-ilmu sosial telah mengalami perkembangan, sehingga timbullah social studies atau di Indonesia disebut Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS (social studies) pertama kali dimasukkan dalam kurikulum sekolah di Rugby (Inggris) pada tahun 1827, atau setengah abad setelah terjadinya Revolusi Industri pada abad ke-18. Berbeda halnya dengan di Inggris, social studies dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah Amerika Serikat untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsanya. Setelah berlangsungnya Perang Budak pada tahun 1861-1865, bangsa Amerika Serikat yang terdiri dari berbagai macam ras sulit untuk menjadi satu bangsa, hal ini juga disebabkan perbedaan sosial ekonomi yang sangat tajam. Salah satu cara untuk menjadikan penduduk Amerika Serikat merasa satu bangsa yaitu bangsa Amerika dengan memasukkan social studies ke dalam kurikulum sekolah di negara bagian Wisconsin pada tahun 1892.
Nama asli IPS di Amerika Serikat adalah “social studies”, istilah tersebut dipergunakan sebagai nama sebuah komite yaitu “Committee of Social Studies” yang didirikan pada tahun 1913 dengan tujuan sebagai wadah himpunan tenaga ahli yang berminat pada kurikulum Ilmu-ilmu Sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli Ilmu-ilmu Sosial yang mempunyai minat sama. Pada abad ke-20, sebuah Komisi Nasional dari The National Education Association memberikan rekomendasi tentang perlunya social studies dimasukkan ke dalam kurikulum semua sekolah dasar dan sekolah menengah Amerika Serikat. Menurut Ahmadi (1991, p. 2), awalnya, social studies merupakan ramuan dari mata pelajaran sejarah, geografi, dan civics. Social studies berkembang dan berpengaruh terhadap program kurikulum pada sekolah-sekolah di Amerika Serikat sejak tahun 1940-an sampai sekarang.
Berbeda halnya dengan di Inggris dan di Amerika Serikat, latar belakang dimasukkannya bidang studi IPS ke dalam kurikulum sekolah Indonesia tidak terlepas dari situasi kacau termasuk dalam bidang pendidikan sebagai akibat pemberontakan G.30S/PKI. Pada Replita 1 (1969-1974) Tim Peneliti Nasional di bidang pendidikan menemukan lima masalah nasional dalam bidang pendidikan. Kelima masalah tersebut antara lain: kuantitas (berkenaan dengan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar), kualitas (menyangkut peningkatan mutu lulusan), relevansi (kesesuaian sistem pendidikan dengan kebutuhan pembangunan), efektivitas sistem pendidikan dan efisiensi penggunaan sumber daya dan dana, pembinaan generasi muda untuk menyiapkan tenaga produktif
Menurut Fatimah (2015, p. 4), penggunaan istilah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Indonesia baru dimulai dengan ditetapkannya Kurikulum Nasional pada tahun 1975 yang diberlakukan untuk seluruh Indonesia. Sebelum berlakunya kurikulum 1975 istilah IPS belum ada, walaupun beberapa mata pelajaran yang tergolong ke dalamnya telah diberikan di sekolah-sekolah yang mencakup Sejarah, Ilmu Bumi, Tata Negara dan Ekonomi. Kurikulum 1975 mengelompokkan semua mata pelajaran tersebut ke dalam IPS.
Ide dasar IPS di Indonesia banyak mengadopsi pendapat bangsa Amerika Serikat. Sedangkan materi, tujuan, dan pelaksanaannya disesuaikan dengan tujuan pendidikan negara Indonesia. Hal ini disebabkan Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang memberikan perhatian yang sangat besar dalam pengembangan kajian sosial. Amerika Serikat memiliki sebuah lembaga yaitu National Council for the Social Studies (NCSS) yang secara berkala melahirkan kajian-kajian akademiknya melalui sebuah jurnal. Amerika serikat merupakan negara yang sangat plural, terdiri dari berbagai ras, bangsa, agama dan kebudayaan sehingga masyarakatnya bersifat multikultural. Kondisi ini memiliki sejumlah persamaan dengan negara Indonesia.
Pembahasan lainnya :
-
- Karakteristik Media Gambar
- Prinsip-Prinsip dalam Belajar
- Karakteristik Siswa Kelas 4 SD
- Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial
- Pengertian Media Visual Gambar
- Unsur dan Prinsip Desain Busana
- Jenis-Jenis Karangan dan Contohnya
- Ruang Lingkup Pembelajaran IPS SD
- Pengertian Belajar Menurut Para Ahli
- Pengertian Seni Kaligrafi dalam Islam
- Ciri-Ciri Kreativitas Menurut Para Ahli
- Kelebihan dan Kekurangan Media Visual
- Pengertian Kreativitas Menurut Para Ahli
- Manfaat dan Efek Bahaya Sinar Matahari
- Tujuan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
- Langkah Langkah Membuat Desain Busana
- Pengertian Hasil Belajar Menurut Para Ahli
- Pengertian Media Visual Menurut Para Ahli
- Definisi Teknologi Pendidikan Menurut AECT
- Tujuan dan Manfaat Ilmu Pengetahuan Sosial
- Teori Perkembangan Bahasa Menurut Vygotsky
- Pengertian Karangan Narasi Menurut Para Ahli
- Pengertian Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
- Kelebihan dan Kekurangan Media Visual Gambar
- Karakteristik Siswa Kelas 4 SD Menurut Para Ahli
- Pengertian Media Audio Visual Menurut Para Ahli
- Pemanfaatan Media Gambar dalam Pembelajaran
- Klasifikasi Hasil Belajar Menurut Benyamin Bloom
- Karakteristik Pembelajaran IPS Menurut Para Ahli
- Tujuan Pembelajaran IPA di SD Menurut Kurikulum
- Pengertian Keterampilan Menulis Menurut Para Ahli
- Faktor-Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Peserta Didik
- Penggolongan Busana Pesta Menurut Enny Zuhni Khayati
Originally posted 2022-10-16 00:18:10.