Strategi Manajemen Operasi dalam Meningkatkan Produktivitas dan Keunggulan Bersaing

Strategi Manajemen Operasi dalam Meningkatkan Produktivitas dan Keunggulan Bersaing

Dalam menghasilkan barang dan jasa, semua jenis organisasi menjalankan tiga fungsi, yaitu pemasaran, produksi/operasi, dan keuangan/akutansi. Fungsi-fungsi ini merupakan hal yang penting, bukan hanya untuk proses produksi, melainkan juga demi kelangsungan hidup sebuah organisasi. Manajemen operasi yang merupakan salah satu fungsi organisasi, secara utuh berhubungan dengan fungsi bisnis lainnya. Aktivitas manajemen operasi berkaitan dengan cara pengorganisasian untuk mendapatkan perusahaan yang produktif, cara barang dan jasa dapat diproduksi, dan tindakan yang harus dikerjakan manajer operasi. Persaingan yang ketat di dunia usaha mendorong dikembangkan pemilihan dan pengkajian strategi manajemen operasi yang sesuai.



Untuk memaksimalkan potensi keberhasilan, perusahaan unggulan fokus hanya pada beberapa produk. Contoh, Honda memfokuskan diri pada mesin, sebenarnya semua produk Honda (mobil, motor, generator, pemotong rumput) didasarkan pada teknologi mesinnya yang istimewa. Sebagaimana Intel yang yang memfokuskan pada chip komputernya, dan Microsoft pada software PC. Walaupun demikian, hampir semua produk mempunyai siklus hidup yang terbatas dan dapat diprediksi, perusahaan harus melakukan penelitian, pengembangan, dan menemukan produk baru untuk didesain dan dipasarkan. Harus ada komunikasi yang kuat antara pelanggan, produk, proses, dan pemasok. Strategi produk yang efektif menghubungkan keputusan produk dengan investasi, pangsa pasar dan siklus produk, serta menggambarkan luasnya suatu lini produk. Strategi dalam manajemen operasi digunakan untuk pengembangan keunggulan bersaing pada pembedaan, biaya, dan respons. Melalui keputusan strategi manajemen operasi, perusahaan dapat meningkatkan produktivitasnya dan menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan.

Menurut Yuwono dan Ikhsan (1986), manajemen strategi dihubungkan dengan pendekatan manajemen integratif yang mengedepankan seluruh elemen, seperti planning, implementing, dan controlling dari strategi bisnis. Strategi manajemen operasi menurut Heizer dan Reinder (1985)dalam buku Operation Management terdiri atas sepuluh strategi yang meliputi desain barang dan jasa, mutu, perancangan proses, pemilihan lokasi, perancangan tata letak, sumber daya manusia dan rancangan pekerjaan, manajemen rantai pasokan, persediaan, penjadwalan, dan pemeliharaan.



Strategi Manajemen Operasi dalam Meningkatkan Produktivitas dan Keunggulan Bersaing

  • Strategi Desain Barang dan Jasa
    Desain produk menurut Agus Ahyari adalah rancangan, ukuran, dan fungsi suatu barang yang akan diproduksi. Pemilihan produk adalah proses pemilihan barang atau jasa untuk dapat disajikan pada pelanggan atau klien. Dari desain produk diteruskan pada tahap proses produksi, yaitu perusahaan harus menyesuaikan produk yang telah dirancang. Desain produk perusahaan dapat melakukan standardisasi produk sehingga akan memperoleh hasil produk yang maksimal atau meminimalkan kesalahan pada hasil produksi.
    Desain barang dan jasa menetapkan sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan. Keputusan biaya, kualitas, dan sumber daya manusia bergantung pada keputusan desain. Contoh, rumah sakit melakukan spesialisasi pada berbagai jenis pasien dan prosedur kesehatan. Manajemen rumah sakit dapat memutuskan untuk mengoperasikan rumah sakit umum atau rumah sakit bersalin. Taco Bell telah mengembangkan dan menjalankan strategi biaya rendah melalui desain produk, dengan mendesain sebuah produk (menu) yang bisa diproduksi dengan jumlah karyawan minimum di dapur yang kecil.
    Srategi Toyota adalah respons yang cepat dalam melayani kebutuhan pelanggan dengan melakukan proses desain mobil tercepat di industri otomotif. Toyota telah menjadikan kecepatan pengembangan produk turun hingga menjadi di bawah dua tahun dalam sebuah industri ketika standarnya masih mendekati tiga tahunan. Walaupun pesaing sering beroperasi pada siklus desain tiga tahunan, desain yang lebih singkat memungkinkan Toyota memasarkan mobil sebelum selera pelanggan berubah.



    Produk mempunyai siklus hidup yang terbagi atas empat fase berikut ini.

    1. Fase perkenalan. Pada fase ini memerlukan adanya pengeluaran seperti penelitian, pengembangan produk, modifikasi dan perbaikan proses, serta pengembangan produk.
    2. Fase pertumbuhan. Dalam fase ini, desain produk mulai stabil dan diperlukan peramalan kebutuhan kapasitas yang efektif.
    3. Fase kematangan. Pada saat sebuah produk dewasa, pesaing mulai bermunculan. Produksi jumlah besar dan inovatif sangat sesuai pada fase ini. Pengendalian biaya yang lebih baik, berkurangnya pilihan dan pemotongan lini produk diperlukan untuk meningkatkan keuntungan dan pangsa pasar.
    4. Fase penurunan. Siklus produk mendekati akhir, produk yang hampir mati biasanya produk yang buruk bagi investasi sumber daya dan kemampuan manajerial. Siklus hidup produk mungkin berumur beberapa jam (koran), bulan (model baju dan PC), tahun (rekaman piringan hitam), atau dasawarsa.

Terlepas dari panjangnya siklus, tugas manajer operasi tetap sama, yaitu mendesain sebuah sistem yang membantu mengenalkan produk baru dengan sukses. Jika fungsi operasi tidak berjalan secara efektif pada tahapan ini, perusahaan mungkin dibebani dengan produk pecundang, yaitu produk yang tidak bisa diproduksi secara efisien atau tidak bisa diproduksi.
Karena produk mati; karena produk yang tidak perlu harus dibuang dan digantikan; karena perusahaan menghasilkan hampir semua pendapatan dan keuntungan dari produk baru maka pemilihan produk, definisi, dan desain dilakukan secara terus-menerus. Mengetahui cara menemukan dan mengembangkan produk baru dengan sukses merupakan suatu keharusan.



  • Strategi Kualitas
    Kualitas menurut Assauri (1984) adalah faktor- faktor yang terdapat pada suatu barang/hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan. Menurut Heizer (1998), kualitas adalah kemampuan suatu produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Mengelola kualitas dapat membantu membangun strategi yang sukses akan diferensiasi, biaya rendah, dan respons yang cepat. Contoh, penetapan harapan kualitas pelanggan telah membantu Bose Corp berhasil mendiferensiasi pengeras suara stereonya sebagian di antara yang terbaik di dunia. Nucor telah belajar untuk memproduksi baja berkualitas berbiaya rendah dengan mengembangkan proses efisien yang memproduksi kualitas secara konsisten. Dell Computers merespons pesanan pelanggan dengan cepat karena sistem kualitasnya dengan proses pengerjaan ulang (rework) yang sedikit sehingga mencapai tingkat produksi yang cepat di setiap pabriknya.
    Meningkatkan kualitas membantu perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya yang akan meningkatkan keuntungan. Peningkatan penjualan sering terjadi saat perusahaan mempercepat respons, merendahkan harga jual sebagai hasil dari skala ekonomis, dan memperbaiki reputasi akan produk yang berkualitas. Sama halnya dengan kualitas yang diperbaiki menyebabkan biaya turun karena perusahaan meningkatkan produktivitas dan menurunkan rework, bahan yang terbuang (scrap), dan biaya garansi. Satu analisis dari produsen pendingin udara telah mendokumentasikan bahwa kualitas dan produktivitas berbanding lurus. Dalam penelitian tersebut, perusahaan dengan kualitas terbaik lima kali lebih produktif (dengan ukuran unit yang diproduksi per jam kerja) dibandingkan dengan perusahaan dengan kualitas yang paling rendah. Apabila pengaruh biaya jangka panjang organisasi dan potensi peningkatan penjualan dipertimbangkan, biaya total mungkin berada di titik minimum, saat 100% barang atau jasa sempurna dan bebas dari kecacatan.



    Hal yang penting adalah membangun sebuah organisasi yang dapat mencapai kualitas dan memengaruhi organisasi secara keseluruhan yang merupakan tugas yang dibutuhkan. Satu kelompok aktivitas yang berhasil dimulai dari lingkungan organisasi yang membantu perkembangan kualitas, yang diikuti oleh pemahaman prinsip kualitas, dan usaha untuk melibatkan karyawan pada aktivitas yang dibutuhkan untuk menerapkan kualitas. Apabila semua ini dikerjakan dengan baik maka organisasi dapat memuaskan pelanggannya dan mendapatkan keunggulan bersaing

  • Strategi Perancangan Proses
    Strategi proses atau transformasi adalah pendekatan organisasi untuk mengubah sumber daya menjadi barang/jasa. Tujuan strategi proses adalah untuk menemukan suatu cara memproduksi barang/jasa yang memenuhi persyaratan pelanggan dan spesifikasi produk yang berada dalam batasan biaya dan manajerial lain. Proses yang dipilih akan mempunyai dampak jangka panjang pada efisiensi dan produksi, begitu juga pada fleksibilitas, biaya dan kualitas barang yang diproduksi. Oleh karena itu, banyak strategi perusahaan ditentukan pada saat keputusan proses ini.
    Pilihan proses tersedia untuk barang dan jasa. Keputusan proses yang diambil mengikat manajemen akan teknologi, kualitas, penggunaan sumber daya manusia, dan pemeliharaan yang spesifik. Komitmen pengeluaran dan modal ini akan menentukan struktur biaya dasar perusahaan. Terdapat empat strategi proses, yaitu fokus pada proses, fokus berulang, fokus pada produk, dan masa customization.

    1. Fokus pada Proses
      Di sebuah pabrik, proses yang ada mungkin berupa departemen yang menangani pengelasan, penghalusan, dan pengecatan. Di sebuah kantor, proses yang ada dapat berupa penanganan utang, penjualan, dan pembayaran. Fasilitas yang ada terfokus pada proses, yaitu peralatan, tata letak, dan pengawasan. Fleksibilitas produk yang tinggi karena produk berpindah di antara proses secara intermittent. Setiap proses didesain untuk melaksanakan beragam aktivitas dan menghadapi seringnya perubahan. Output sangat bervariasi Banyak input.



    2. Fokus Berulang
      Fokus berulang adalah proses produksi yang berorientasi pada produk yang menggunakan modul. Modul adalah bagian atau komponen yang telah dipersiapkan sebelumnya, yang sering berada dalam proses kontinu, lini proses berulang (repetitive process) sama dengan lini perakitan klasik. Lini yang secara luas digunakan hampir di seluruh perakitan mobil dan peralatan rumah tangga, lebih terstruktur dan menjadi lebih tidak fleksibel dibandingkan dengan fasilitas yang terfokus pada proses.
      Perusahaan makanan cepat saji adalah suatu contoh focus berulang yang menggunakan modul. Produksi jenis ini memungkinkan adanya customizing yang lebih dibandingkan dengan proses kontinu, modul (contoh, daging, keju, saus, buah tomat, bawang) dirakit untuk mendapatkan suatu quasicustom produk, yaitu roti lapis keju. Dengan cara ini, perusahaan memperoleh keunggulan ekonomis dari model yang kontinu dan keunggulan umum modul, yaitu volume rendah dengan banyak variasi.
    3. Fokus pada Produk
      Proses yang memiliki volume tinggi dan variasi yang rendah adalah proses fokus pada produk. Fasilitas diatur di sekeliling produk. Proses ini disebut juga dengan proses continue. Produk seperti kaca, kertas, lembaran timah, dan batu dibuat melalui proses yang kontinu. Sebuah organisasi memiliki kemampuan yang tidak bias dipisahkan untuk menetapkan standar dan menjaga kualitas tertentu, yang berbanding terbalik dengan organisasi yang memproduksi produk unik tiap hari, seperti percetakan atau rumah sakit umum. Sebuah fasilitas yang berfokus pada produk menghasilkan dengan volume tinggi dan variasi rendah. Fasilitas seperti ini biasanya membutuhkan biaya tetap yang tinggi, tetapi biaya variabel yang rendah, sebagai imbalan atas utilitas fasilitas yang tinggi. Output bervariasi dari segi ukuran bentuk dan kemasan Input sediki
    4. Fokus Mass Customization
      Mass customization merupakan pembuatan produk dan jasa yang dapat memenuhi keinginan pelanggan yang semakin unik, secara cermat, dan murah. Mass customization memberikan variasi produk yang disediakan oleh manufaktur yang bervolume rendah (berfokusm pada proses) dengan biaya seperti manufaktur yang berfokus tinggi dan terstandardisasi (berfokus pada produk). Untuk mencapai masscustomization membutuhkan peningkatan kemampuan operasional. Para manajer operasi harus menggunakan sumber daya organisasi yang imajinatif dan agresif untuk membentuk yang gesit, yang memproduksi produk tertentu dengan cepat dan murah.

 

 

 



 

 

Pembahasan lain : 

  1. Kategori Strategi Bisnis
  2. Karakteristik Mutu Produk
  3. Faktor Penentu Mutu Produk
  4. Fungsi Produksi dan Operasi
  5. Faktor-Faktor Produksi Adalah
  6. Tujuan Persediaan Bahan Baku
  7. Metode Pengendalian Persediaan
  8. Anggaran Pembelian Bahan Baku
  9. Sub-Sub Sistem Produksi Meliputi
  10. Keunggulan Bersaing Melalui Operasi
  11. Jenis-Jenis Persediaan dan Contohnya
  12. Analisis Situasi dan Strategi Perusahaan
  13. Komponen Strategi Produksi dan Operasi
  14. Biaya Biaya Yang Ada Dalam Persediaan
  15. Aktivitas Aktivitas dalam Sistem Produksi
  16. Pengertian Bahan Baku Menurut Para Ahli
  17. Faktor Yang Mempengaruhi Luas Produksi
  18. Ruang Lingkup Manajemen Produksi Adalah
  19. Pengertian Proses Produksi Menurut Para Ahli
  20. Pengembangan dan Penerapan Strategi Operasi
  21. Macam Macam Strategi Manajemen Operasional
  22. Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku
  23. Pengertian Manajemen Produksi Menurut Para Ahli
  24. Faktor-Faktor Yang Menentukan Persediaan Bahan Baku
  25. Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi
  26. Fungsi Manajemen Produksi dalam Kegiatan Bisnis Meliputi
  27. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Para Ahli
  28. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi di Perusahaan
  29. Manajemen Operasi dan Produksi & Kerangka Keputusan Operasi

 






 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

Originally posted 2022-05-11 02:15:02.

Manajemen Produksi