Analisis Situasi dan Strategi Perusahaan

Analisis Situasi dan Strategi Perusahaan

Hunger, J. Davis dan Wheelen, Thomas L. (2012) mengatakan bahwa perumusan strategi sering ditujukan sebagai perencanaan strategis atau jangka panjang. Analisis situasi merupakan awal dari proses perumusan strategi.

Selain itu, analisis situasi juga mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang eksternal dan kekuatan internal, di samping memperhatikan ancaman eksternal dan kelemahan internal. Untuk melakukan perumusan strategi perusahaan, Hunger, J. Davis dan Wheelen, Thomas L. (2012) membaginya dalam empat langkah, yaitu menganalisis situasi, menentukan strategi, menyediakan pertanyaan, dan menentukan orientasi.



Analisis Situasi dan Strategi Perusahaan

  1. Menganalisis Situasi
    Untuk menganalisis situasi, digunakan cara yang sistematis, yaitu analisis SWOT. Peache dan Robin (1997: 22) menyatakan bahwa analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasikan faktor-faktor inti dan strategis yang menggambarkan kecocokan paling baik di antara mereka.
    Fredi Rangkuti (2000) menjelaskan bahwa SWOT adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats yang merupakan faktorfaktor strategis. Dengan demikian, analisis SWOT harus mengidentifikasikan kompetensi langka (distinctive competence) perusahaan, yaitu keahlian tertentu dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dan cara unggul yang digunakan. Penggunaan kompetensi langka perusahaan secara tepat (kapabilitas inti) akan memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
    Satu cara untuk menyimpulkan faktor-faktor strategis sebuah perusahaan adalah mengombinasikan faktor strategis eksternal dengan faktor strategis internal dalam sebuah ringkasan analisis faktor-faktor strategi. Setelah analisis situasi dan sebelum mempertimbangkan strategi alternatif, manajemen harus melakukan tinjauan misi dan tujuan perusahaan saat ini atau yang telah ditetapkan. Apabila tidak tepat dan tidak lagi sesuai dengan situasinya, manajemen harus mengubahnya.



  2. Menentukan Strategi Perusahaan
    Strategi perusahaan diperlukan untuk menentukan:
    a. orientasi perusahaan terhadap pertumbuhan,
    b. industri atau pasar yang akan dimasuki.
    Untuk perusahaan multibisnis yang beroperasi lebih dari satu industri atau pasar, strategi perusahaan yang digunakannya, meliputi :
    a) Keputusan mengenai aliran keuangan dan sumber daya dari dan ke unit bisnis mereka. Keputusan ini sangat mendasar terhadap masa depan perusahaan dan melibatkan manajemen puncak dan dewan direksi.
    b) Strategi perusahaannya dapat menyediakan strategic platform atau kapabilitas organisasi untuk mengatasi bisnis di lingkungan yang beragam dengan sekumpulan kemampuan strategis.
  3. Menyediakan Pertanyaan Strategi Perusahaan
    Pada prisipnya, semua perusahaan mulai dari yang terkecil sampai terbesar, pada satu waktu harus memperhatikan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam strategi perusahaan. Pertanyaan strategi perusahaan antara lain sebagai berikut.
    a) Haruskah kita melakukan ekspansi, pemotongan, atau tidak mengubah operasi kita?
    b) Haruskah kita memusatkan kegiatan hanya dalam industry yang sekarang atau berekspansi ke industri lain? c) Apabila ingin tumbuh dan berkembang, haruskah kita melakukannya melalui pengembangan internal atau akuisisi eksternal, merger, atau usaha patungan?



  4. Menentukan Orientasi Strategi Perusahaan
    Strategi perusahaan mewujudkan tiga orientasi umum (grand strategies), yaitu pertumbuhan, stabilitas, dan pengurangan.

    • Strategi pertumbuhan
      Strategi pertumbuhan adalah strategi yang dirancang untuk mencapai pertumbuhan dalam penjualan, aktiva, laba atau kombinasi dari semuanya. Pertumbuhan yang berkelanjutan artinya penjualan yang meningkat, dan dengan pengalamannya dapat melakukan efisiensi dan meningkatkan laba. Alasan penggunaan strategi pertumbuhan adalah perusahaan yang sedang tumbuh dapat menutupi kesalahan dan ketidakefisienan dengan mudah dibandingkan perusahaan yang stabil, serta menawarkan banyak peluang bagi kemajuan, promosi, dan pekerjaan menarik.
      Dua strategi dasar pertumbuhan, yaitu konsentrasi pada satu industri dan diversifikasi di industri lain. Apabila perusahaan memilih strategi konsentrasi, perusahaan dapat berkembang melalui integrasi vertikal dan horizontal. Integrasi vertikal adalah mengambil alih fungsi yang semula dilakukan oleh pemasok (integrasi ke belakang/backward integration) atau oleh distributor (integrasi ke depan/forward integration). Strategi ini menarik untuk perusahaan yang kuat dalam posisi bersaingnya. Integrasi horizontal dengan cara memperluas kegiatan-kegiatan perusahaan di lokasi geografis yang berbeda dan atau menambah rentang produk atau jasa yang ditawarkan kepada pasar.
      Apabila memilih strategi diversifikasi, perusahaan dapat berkembang melalui diversifikasi konsentris dan diversifikasi konglomerat. Diversifikasi konsentris dilakukan apabila perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat, tetapi daya tarik industri rendah, sehingga perusahaan dapat melakukan diversifikasi di industri yang berkaitan. Diversifikasi konglomerat merupakan strategi perusahaan yang cocok apabila posisi kompetitif perusahaan rata-rata dan daya tarik industrinya rendah, sehingga perusahaan melakukan diversifikasi keluar dari sebuah industri dan masuk dalam industri yang tidak berkaitan.
      Apabila memilih strategi diversifikasi, perusahaan dapat berkembang melalui diversifikasi konsentris dan diversifikasi konglomerat. Diversifikasi konsentris dilakukan apabila perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat, tetapi daya tarik industri rendah, sehingga perusahaan dapat melakukan diversifikasi di industri yang berkaitan. Diversifikasi konglomerat merupakan strategi perusahaan yang cocok apabila posisi kompetitif perusahaan rata-rata dan daya tarik industrinya rendah, sehingga perusahaan melakukan diversifikasi keluar dari sebuah industri dan masuk dalam industri yang tidak berkaitan.



    • Strategi stabilitas
      Strategi stabilitas cocok digunakan bagi perusahaan yang berada di industri dengan daya tarik yang sedang. Artinya industry tersebut dalam menghadapi pertumbuhan yang biasa atau tidak ada pertumbuhan dan kekuatan utama dalam lingkungan tersebut berubah dan masa depannya tidak pasti. Oleh karena itu, terdapat dua strategi stabilitas. Pertama, strategi stabilitas yang dapat dilakukan adalah berhenti sejenak atau berlanjut dengan waspada.
      Artinya sementara waktu perusahaan melakukan konsolidasi sumber dayanya untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti. Kedua, strategi stabilitas yang tidak berubah atau stabilitas laba karena perusahaan pada posisi di industri dengan daya tarik sedang dan perusahaan hanya memiliki posisi kompetitif rata-rata.
    • Strategi pengurangan
      Strategi pengurangan atau retrenchment dapat dilakukan perusahaan apabila memiliki posisi kompetisi yang lemah tanpa memandang daya tarik industrinya. Posisi kompetisi yang lemah mengkibatkan kinerja buruk, penjualan menurun, dan laba berubah menjadi kerugian. Strategi ini meliputi strategi berputar, jual habis, kebangkrutan atau likuidasi.
      Strategi berputar adalah strategi yang menekankan peningkatan efisiensi operasional. Dua fase strategi ini adalah kontraksi dan konsolidasi. Kontraksi adalah upaya awal untuk “menghentikan pendarahan” dengan cepat, dengan penurunan keseluruhan terhadap ukuran dan biaya. Konsolidasi adalah pelaksanaan sebuah program untuk menstabilkan perusahaan yang lebih ramping. Strategi jual habis dilakukan karena posisi kompetitif perusahaan yang lemah di industri dengan daya tarik yang sedang melakukan strategi berputar sudah tidak mampu. Kebangkrutan meliputi penyerahan manajemen perusahaan kepada pengadilan sebagai ganti penyelesaian kewajiban (utang) perusahaan. Manajemen perusahaan berharap bahwa setelah pengadilan memutuskan tuntutan, perusahaan akan lebih kuat dan mampu untuk bersaing dalam industri yang menarik dengan baik.
      Likuidasi adalah strategi untuk mengakhiri perusahaan. Strategi ini dilakukan karena industri sudah tidak menarik lagi dan perusahaan juga terlalu lemah untuk dijual. Manajemen dapat memilih untuk mengubah sebanyak mungkin kekayaan yang dapat dijual dalam bentuk kas, kemudian dibagikan kepada pada pemegang saham setelah membayar utang-utangnya. Manfaat likuidasi dibandingkan dengan kebangkrutan adalah dewan komisaris sebagai perwalian pemegang saham perusahaan dan manajemen puncak melakukan pengambilan keputusan sendiri daripada menyerahkan kepada pengadilan, yang mungkin akan mengabaikan pemegang saham (Hunger, J. Davis dan Wheelen, Thomas L, 2012).

 



 

 

Pembahasan lain : 

  1. Karakteristik Mutu Produk
  2. Faktor Penentu Mutu Produk
  3. Fungsi Produksi dan Operasi
  4. Faktor-Faktor Produksi Adalah
  5. Tujuan Persediaan Bahan Baku
  6. Metode Pengendalian Persediaan
  7. Anggaran Pembelian Bahan Baku
  8. Sub-Sub Sistem Produksi Meliputi
  9. Jenis-Jenis Persediaan dan Contohnya
  10. Biaya Biaya Yang Ada Dalam Persediaan
  11. Aktivitas Aktivitas dalam Sistem Produksi
  12. Pengertian Bahan Baku Menurut Para Ahli
  13. Faktor Yang Mempengaruhi Luas Produksi
  14. Ruang Lingkup Manajemen Produksi Adalah
  15. Pengertian Proses Produksi Menurut Para Ahli
  16. Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku
  17. Pengertian Manajemen Produksi Menurut Para Ahli
  18. Faktor-Faktor Yang Menentukan Persediaan Bahan Baku
  19. Sejarah Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi
  20. Fungsi Manajemen Produksi dalam Kegiatan Bisnis Meliputi
  21. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Para Ahli
  22. Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi di Perusahaan
  23. Manajemen Operasi dan Produksi & Kerangka Keputusan Operasi

 

 






 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

Originally posted 2022-05-11 01:26:10.

Manajemen Produksi