Pengertian Stabilitas Nilai Tukar Mata Uang

Pengertian Stabilitas Nilai Tukar Mata Uang

Pengertian Stabilitas Nilai Tukar Mata Uang

Stabilitas merupakan kriteria utama yang mesti dimiliki suatu mata uang di sebuah negara. Menurut Miskhin (2001) stabilitas mata uang dapat dilihat dari dua arah (internal dan eksternal). Sisi internal didefenisikan sebagai nilai mata uang tersebut bila dihubungkan dengan harga barang dan jasa. Hal ini merefleksikan penggunaan mata uang tersebut dalam sebuah negara dengan tipe ekonomi tertutup. Di Indonesia stabilitas mata uang dijaga oleh Bank Indonesia, selaku bank sentral. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.



Stabilitas mata uang merupakan persoalan yang penting untuk mendorong kegiatan ekonomi dan menciptakan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan stabilitas nilai tukar mata uang terkait dengan sistem devisa yang diterapkan pada suatu perekonomian. Menurut Bradford (2002) pemilihan sistem nilai tukar secara garis besar dapat ditinjau dari tiga aspek, yaitu karakteristik struktur perekonomian, sumber gejolak (source of shock), dan kredibilitas pengambil kebijakan (policy maker).

Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sedangkan aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain tercermin dari pergerakan nilai kurs rupiah di pasar keuangan. Simorangkir dan Suseno (2004) menjelaskan bahwa nilai tukar mata uang adalah harga satu unit mata uang asing dalam mata uang domestik atau dapat juga dikatakan harga mata uang domestik, terhadap mata uang asing. Dalam sistem nilai tukar tetap, mata uang lokal ditetapkan secara tetap terhadap mata uang asing. Sementara itu, dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar atau kurs dapat berubah setiap saat, tergantung pada jumlah penawaran dan permintaan valuta asing relatif terhadap mata uang domestik.



Dari aspek karakteristik struktur perekonomian merupakan suatu pendekatan untuk menemukan titik optimal melalui suatu sistem nilai tukar yang menyeimbangkan antara keseimbangan eksternal dan keseimbangan internal. Karakteristik struktur perekonomian yang kemudian akan menentukan pemilihan sistem nilai tukar meliputi beberapa hal, yaitu ukuran perekonomian artinya bahwa semakin besar kapasitas perekonomian suatu negara maka semakin besar perekonomian tersebut untuk menerapkan sistem nilai tukar fleksibel. Aspek lain dalam penentuan sistem devisa adalah menyangkut keterbukaan ekonomi. Artinya semakin terbuka suatu perekonomian semakin kurang menarik jika menerapkan sistem menerapkan sistem nilai tukar fleksibel.

Dari sisi eksternal, nilai mata uang suatu negara dibandingkan dengan nilai mata uang asing. Dalam hal ini, apresiasi atau depresiasi suatu mata uang bisa terjadi tergantung pada siklus bisnis dan kondisi ekonomi masing-masing negara. Mata uang akan terdepresiasi apabila mata uang tersebut nilainya turun terhadap mata uang asing lainnya. Sebaliknya, mengalami apresiasi jika nilai mata uang meningkat dari mata uang pembandingnya (Hamidi, 2007).

Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang tersebut. Nilai tukar merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam perekonomian terbuka, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel makro ekonomi lainnya, perubahan nilai tukar ini merupakan salah satu sumber ketidakpastian makro ekonomi yang dampaknya dapat mempengaruhi baik negara maupun perusahaan.

 

Kunjungi juga pembahasan terkait lainnya :

 



 

 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

Originally posted 2022-02-18 00:31:57.

Ekonomi