Manfaat dari Foreign Direct Investment

Manfaat dari Foreign Direct Investment

Menurut Madura (2000:489-450), ada banyak sekali manfaat yang didapat dari perusahaan yang melakukan FDI, antara lain:



Manfaat dari Foreign Direct Investment

  1. Attract New Sources of Demand

    Sebuah perusahaan sering sekali dianggap mencapai suatu tahap pertumbuhan maksimal di negara asalnya (home country). Hal ini pada umumnya diakibatkan oleh tingginya persaingan produk buatan perusahaaan atau kemungkinan yang kedua adalah pangsa pasar dalam home country sudah hampir mencapai titik tertingginya. Sehingga solusi bagi perusahaanperusahaan yang mengalami hal demikian adalah melakukan ekspansi perusahaan dengan mencoba masuk kedalam pangsa pasar luar negeri yang memang memiliki tingkat demand yang potensial.

  2. Enter Markets in Which Superior Profit are Possible

    Jika ada suatu perusahaan kompetitor yang memiliki laba yang sangat tinggi atau dianggap memonopoli dalam market tertentu, sebuah perusahaan MNC juga sebaiknya memasuki pasar tersebut dengan mengakusisi kompetitor yang mengontrol penuh pangsa pasar lokal nya.

  3. Fully Benefit from Economics of Scale

    Perusahaan yang berusahan dalam menjual produk utamanya di area pangsa pasar baru dapat meningkatkan laba perusahaan melalui suatu taktik yang disebut Economics of Scale, merupakan suatu fenomena yang timbul dimana terjadinya penurunan biaya rata-rata per unit produk yang muncul dikarenakan oleh meningkatnya volume produksi. Hal seperti ini umumnya muncul pada mass production. Dan hal-hal seperti ini jugalah yang mampu mendorong keinginan perusahaan untuk menggunakan banyak mesin dalam proses produksinya. Sehingga perusahaan dapat memasuki pasar dengan membangun anak perusahaan di suatu negara yang memiliki dapat menjual produk yang diproduksi kemana saja yang memungkinkan dalam meningkatkan volume produksi yang menyebabkan efisiensi yang besar dalam proses produksi.

  4. Use Foreign Factors of Production

    Biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku produksi di setiap negara sangatlah bervariasi dikarenakan berbagai faktor seperti perbedaan budaya, upah minimum, kebijakan pemerintah dan sebagainya. Sehingga Perusahaanperusahaan MNC dapat membangun produksi di lokasi-lokasi negara yang memiliki biaya bahan baku produksi dan biaya tenaga kerja yang rendah yang kemudian dapat menjual produk yang telah disempurnakan ke negara-negara lain dimana biaya produksi produk lebih tinggi.

  5. Use Foreign Raw Materials

    Biaya transportasi atau disebut juga biaya logistik adalah suatu biaya yang dikeluarkan dalam proses pemindahan barang dari suatu lokasi ke lokasi lain. Biaya logistik ini pada umumnya relatif mahal sehingga setiap perusahaan selalu berusaha menghindari mengimpor bahan baku dari negara asing, terutama apabila perusahaan tersebut memiliki rencana untuk menjual produk jadi ke end user di negara host country.

  6. Use Foreign Technology

    Sekarang ini, semakin banyaknya berbagai perusahaan yang melakukan joint venture dalam membangun pabrik atau mengakuisisi pabrikpabrik di negara asing agar mampu mempelajari teknologi yang digunakan di negara tersebut. Sehingga teknologi yang dipelajari akan mampu diterapkan dan mampu memberikan efisiensi dalam tingkat yang cukup signifikan.

  7. Exploit Monopolistic Advantages

    Jika suatu perusahaan MNC yang memiliki teknologi yang lebih tinggi dan telah berhasil dalam mengeksploitasi keunggulan ini dari para kompetitornya tentunya perusahaan ingin berhasil dalam memasuki pasar di negara host country dimana kompetitor tidak mampu untuk memproduksi produk yang sejenis sehingga perusahaan akan menjualnya di negara-negara yang mempunyai potensi pangsa pasar monopoli seperti itu.

  8. React to Exchange Rate Movements

    Jika nilai tukar mata uang dianggap terlalu rendah, perusahaan dapat mempertimbangan FDI di negara yang dituji karena pengeluaran biaya investasi awal relatif lebih rendah. Karena misalnya perusahaan MNC ingin melakukan investasi, ia harus memperhitungkan terlebih dahulu apakah saat ini adalah waktu yang tepat untuk masuk ke pasar dikarenakan adanya kemungkinan penurunan nilai tukar mata uang ke depannya nanti yang akan menyebabkan biaya semakin menurun. Sehingga perusahaan dapat membangun anak perusahaan ke sebuah negara dengan memperhitungkan tingkat peningkatan/penurunan nilai tukar di masa yang akan datang.

  9. React to Trade Restictions

    Dalam sejumlah kasus, sebuah perushaan MNC menggunakan FDI sebagai strategi bertahan (defensif) bukan sebagai strategi yang agresif. Sebagai contohnya, produsen-produsen mobil Jepang membangun pabrik di Amerika Serikat untuk mengantisipasi munculnya retriksi perdagangan yang jauh lebih ketat untuk menghambat ekspor dari Jepang ke Amerika Serikat. Perusahaan Jepang telah menyadari bahwa retriksi perdagangan akan membatasi bahkan mampu menghentikan ekspor mereka ke negara Amerika Serikat. Sehingga perusahaan MNC dapat membangun anak perusahaan di negara yang memiliki retriksi perdagangan yang ketat akan berpengaruh secara signifikan terhadap volume ekspor suatu perusahaan.

  10. Diversify Internationally

    Sebuah perekonomian tidak bergerak dengan laju yang sama secara sempurna, perekonomian pada dasarnya terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu, arus kas netto dari penjualan yang terjadi dalam berbagai negara akan lebih stabil dibandingkan dengan arus kas netto dari produk yang dijual di satu negara saja. Dengan mendiversifikasi penjualan (atau bahkan produksi) ke berbagai neara, sebuah perushaaan dapat menciptakan arus kas netto yang lebih stabil. Jadi kemungkinan akan timbulnya masalah-masalah yang diakibatkan oleh likuiditas menjadi rendah. Selain hal itu, perusahaan bisa mendapatkan cost of capital yang lebih murah, karena pemegang saham dan kreditor akan menganggap risiko yang dimiliki MNC rendah karena stabilnya arus kas. Perusahaan MNC dapat membangun anak perusahaan di negara dimana business cycles berbeda dari anak perusahaan pusat.



 

FDI memiliki banyak sekali faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusannya, namun pada penelitian ini penulis membatasi penelitian ini kedalam beberapa faktor dalam kategori macro policies yang diasumsikan merupakan faktorfaktor makeoekonomi yang paling utama dan memiliki pengaruh terhadap foreign direct investment di Indonesia. Faktor-faktor tersebut adalah inflasi, upah tenaga kerja dan nilai tukar rupiah-US Dollar.

 

Kunjungi juga :

 



 

 

How useful was this post?

Click on a star to rate it!

Average rating / 5. Vote count:

No votes so far! Be the first to rate this post.

As you found this post useful...

Follow us on social media!

Originally posted 2022-02-17 14:13:58.

Ekonomi